Chapter 20 - Dunia Seseorang Dihidupnya (2)
「… Apa ini rumah baruku?」
「Ya. 」
Yumis membawaku ke sebuah bangunan di daerah terpencil yang tenang di pinggiran kota. Bangunan itu benar-benar tinggi, dan aku tidak bisa benar-benar melihat seluruh bagiannya tanpa menggerakkan kepalaku, tapi Mata Merahku memungkinkanku untuk menyadari bahwa itu seperti rumah Yumis. Ada mantra besar di seluruh bangunan itu. Aku hanya tahu bagaimana cara menggunakan sihir secara naluriah, jadi aku tidak tahu apa arti dibalik mantra itu, tapi kukira itu mungkin adalah penghalang serangan, jenis sihir yang sama yang dilakukan kakak perempuanku di rumahnya sendiri.
「Aku telah menamai tempat ini sebagai salah satu ”laboratorium rahasia.” Kau bisa merasa yakin bahwa bahkan Ibu atau Ayah tidak akan dapat memasukinya tanpa izinku.」
(Itu artinya kami tidak perlu khawatir tentang Tuan tanah atau istrinya! Kami tidak harus melihatnya selama kami tetap tinggal di dalam rumah saat dia berada di kota!)
Ayahku dan istrinya mengusirku dan ibuku dengan hina dari rumah mereka, jadi aku yakin tidak ada satupun dari kami yang ingin melihat satu sama lain.
「Pintunya terbuka, Shuria.」
「Aku datang! 」
Bagian dalam rumah itu benar-benar terlihat sederhana. Tak perlu dikatakan lagi bahwa tempat itu tidak sebagus rumah pribadi yang kutinggali selama tiga tahun terakhir. Namun, itu jauh lebih baik daripada bungalow satu lantai yang aku tinggali di desa.
「Kami telah menunggu kedatangan kalian, Yumis, Shuria.」
Sori, yang masih mengenakan seragam maid-nya yang biasa, membungkuk saat dia menyambut kami berdua dengan sikapnya yang begitu bermartabat.
Aku mulai mencari-cari di sekitar dengan harapan menemukan Shellmy atau ibuku, tapi aku tidak berhasil menemukannya.
「… Aku tidak melihat Ibu atau Shellmy di sekitar sini.」
「Itu hanya karena mereka berada sedikit lebih jauh di dalam.」
Yumis sepertinya tahu persis di mana mereka berada, saat dia dengan percaya diri mulai berjalan melewati bangunan itu. Aku akhirnya mengikuti Sori, yang sudah mulai menelusuri langkah kakak perempuanku. Yumis membuka pintu yang memuat beberapa tangga dan mulai turun ke ruang bawah tanah bangunan itu. Aku mulai merasa sedikit khawatir karena ada semacam energi magis yang berubah-ubah di dalamnya.
「Um … Apa kau yakin ini adalah tempat yang tepat, Yumis …?」
「Percayalah kepadaku. Itu berada tepat di sini. 」
「Tunggu aku!」
Sedikit keraguan mulai terbentuk di dalam diriku, tapi aku memutuskan untuk tidak menanggapinya karena itu aku terus mengikuti kakak perempuanku.
Kegelisahanku mulai memudar saat aku melanjutkan langkah kakiku. Perasaanku dikuasai oleh kegugupan dan kebahagiaan yang melanda tubuhku ketika aku menyadari bahwa setiap langkah yang aku ambil adalah langkah yang membawaku lebih dekat untuk melihat ibu dan adik perempuanku lagi. Kami telah bertukar surat selama bertahun-tahun dan kami telah hidup bersama-sama, jadi aku merasa kegugupanku sedikit terasa aneh.
Sebuah pintu besi sederhana terletak di bagian bawah tangga.
「Semua orang menunggumu di balik pintu ini.」
Yumis tersenyum ketika dia bergerak kesudut dan membiarkanku berjalan di depannya. Aku memindahkan tanganku ke gagang pintu dan mencoba untuk membukanya, tapi berhenti sebelum aku melakukannya.
Aku tidak bisa untuk tidak merasa ragu.
(Uuu…. Aku merasa sangat gugup.)
Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Aku tidak yakin tentang bagaimana harus memberi salam kepada anggota keluarga yang telah kutinggalkan selama tiga tahun penuh. Aku tahu suaraku benar-benar datar, dan bahwa aku buruk dalam mengekspresikannya, tapi aku benar-benar ingin memberi mereka sambutan yang hangat. Itulah mengapa aku mengambil jeda yang cukup lama sebelum akhirnya memutar pegangan pintu besi yang berderit dan mendorongnya terbuka lebar.
「Ibu, Shellmy! Aku sangat senang bisa melihat kalian la … gi …? 」
Suaraku terdengar keras, tapi dengan cepat mereda ketika aku melihat ke dalam isi ruangan.
「…」
Pemandangan yang kulihat tidak seperti yang aku harapkan. Pintu yang kubuka telah mengarah ke suatu gua yang redup dan mirip dengan sebuah penjara. Aku tidak disambut oleh Shellmy atau ibuku, tapi, energi magis yang menjijikkan yang kurasakan sebelumnya mulai terasa dan terdapat suatu kelompok yang sedang mengerang.
Semuanya terkunci di belakang jeruji besi penjara dan terbungkus dengan energi magis dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mereka sepertinya terbuat dari sesuatu yang kotor, daging mentah. Banyak dari mereka yang bahkan membeberkan isi tubuhnya. Mereka bergerak dengan menyeret tubuh mereka di sepanjang lantai batu yang dingin. Erangan yang kudengar sebelumnya terasa jelas berasal dari mulut mereka yang menganga dan hampa.
「Y-Yumis, kupikir itu mungkin adalah undead!」
Tubuh makhluk yang terdistorsi dan terlalu jauh berbeda dari setiap makhluk hidup yang kutahu untuk dapat mengidentifikasi mereka, tapi aku masih menyadari mereka sebagai undead. Mata Merahku memungkinkanku untuk melihat mana mereka saat terpancar dari dalam tubuh mereka. Energi magis yang mereka berikan jelas merupakan sesuatu yang hanya dimiliki oleh undead, karena itu adalah jenis yang didorong oleh semacam emosi negatif.
「Aku belum pernah melihatnya sebelumnya, tapi aku yakin mereka adalah undead!」
「Kau benar. Itulah tepatnya mereka. Mereka tidak dapat mempertahankan bentuk aslinya. Aku mencoba menggunakan sihir untuk mencegah mereka membusuk dan merubah tubuh mereka lebih jauh lagi. Itu bekerja. Mereka berhenti membusuk, tapi pada akhirnya mereka masih berubah warna seiring berjalannya waktu. 」
「…Hah? 」
Aku berbalik ke arah kakak perempuanku saat aku mendengar tanggapannya. Dia masih tersenyum seperti biasanya, tapi, untuk beberapa alasan yang aneh, sesaat, aku tidak bisa mengenali dia.
「Mereka mungkin tidak akan menjadi seburuk ini jika aku membiarkan mereka menjaga hati mereka, tapi aku memutuskan untuk mengambil mereka sejak hati yang hancur adalah salah satu katalis terbaik untuk memurnikan batu sihir untuk dapat digunakan dalam pembuatan item sihir. Undead masih dapat bergerak bahkan tanpa hati mereka, tapi undead tanpa perasaan cenderung memiliki waktu yang lebih sulit menyimpan energi magis. Tubuh mereka mulai membusuk jika kau terus membiarkannya. 」
Yumis meletakkan tangannya di pipinya dan mendesah setelah menyatakan serangkaian fakta dengan cara yang terlihat seperti tidak peduli. Itu hampir terasa seperti satu-satunya adegan yang dia rasakan adalah rasa malu atas kegagalannya sendiri.
「A-Apa yang kau katakan?」
Orang yang mirip dengan kakak perempuanku yang baik sedang tersenyum. Suaranya, wajahnya, dan gerak-gerik yang dia buat sangat mirip dengan Yumis . Tapi udara yang dia berikan benar-benar berbeda. Perubahan tiba-tiba dalam nada dan suasana keseluruhannya membuatnya tampak seperti orang yang benar-benar berbeda.
「Teknik yang melibatkan penggunaan roh-roh orang mati memang sulit. Sangat sedikit orang yang tahu cara menggunakannya, dan mereka yang mengetahuinya cenderung tidak meninggalkan banyak data atau sisa penelitian. Itu sebabnya menjadi sebanyak ini. Namun, mereka sangat berharga sebagai tikus percobaan. Aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan. Sungguh memalukan bahwa satu-satunya hal yang berhasil aku lakukan sampai sejauh ini adalah memberi mereka kemampuan untuk berbicara dengan melemparkan beberapa bagian monster ke dalam campuran diri mereka. Selanjutnya, kupikir aku akan melihat apakah aku dapat membuatnya sehingga mereka dapat berpikir lagi. 」
「…」
Siapa itu?
Pertanyaan itu muncul di benakku saat aku memandang wanita yang berdiri di sampingku. Mataku mengatakan kepadaku bahwa dia adalah Yumis, kakak perempuanku yang baik, tapi pikiranku terus menolak untuk percaya bahwa itu adalah sebuah kebenaran.
Yumis tidak akan pernah membuat ekspresi semacam itu. Ia juga tidak akan pernah mengatakan sesuatu yang mengerikan.
()
「Oh, ayolah. Kenapa kau terlihat takut? Bukankah hari ini adalah hari dimana akhirnya kau dapat melihat ibu dan adik perempuanmu lagi? Ayo, mereka ada di sini. 」
「Aku … 」
Yumis meraih tanganku saat aku masih berdiri tercengang. Aku sepenuhnya mencoba untuk menolaknya, tapi dia lebih kuat dariku dan memaksaku untuk mengikutinya.
「Sekarang kenapa kau tidak menikmati reuni yang emosional itu?」
「Kyah! A-Apa yang kau katakan, Yumis? Yumis !? 」
Yumis melemparkanku ke dalam sel yang berada di sepanjang jalan di ujung penjara. Aku cepat-cepat menggunakan tanganku untuk menghentikan kejatuhanku, dan karena itu, akhirnya aku menjatuhkan boneka binatang yang aku pegang. Aku berbalik, hanya untuk melihat pintu penjara yang tertutup di belakangku. Di dalam sel itu, ada dua undead yang spesiesnya masih belum aku pahami.
「Hii…!!」
Seperti yang lain, dua undead yang berada tepat di sampingku memiliki kulit yang gelap dan tertutupi lapisan lendir. Aku tidak tahu seperti apa mereka pada awalnya, tapi saat melihat lebih dekat, itu memungkinkanku untuk akhirnya menyadari bahwa mereka sedikit mirip orang yang keempat anggota badan mereka dipotong. Dada mereka memiliki suatu tonjolan kecil, dan bagian yang tampaknya merupakan kepala mereka sedikit mirip dengan wajah seseorang. Mereka memiliki dua lubang di tempat yang kira-kira merupakan hidung manusia berada, dan, meskipun mereka tidak memiliki bibir, mereka memiliki gigi persis tepat di mana orang-orang akan memilikinya.
Dua Undead yang terkurung bersamaku sedikit berbeda dari yang lain. Mereka tidak mengerang seperti yang dilakukan undead lainnya. Namun, mereka adalah undead. Mereka tidak memiliki mata, tapi entah bagaimana , mereka tampaknya telah merasakan kehadiranku, karena mereka segera mulai mendekat.
「Hentikan …」
Rasa takut menyerang pikiranku. Ini bukan pertama kalinya aku melihat undead, tapi ini adalah pertama kalinya bagiku sejak aku kehilangan kekuatan yang akan aku gunakan untuk membela diri .
「T-Tidak! Menjauh! Biarkan aku keluar dari sini! Yumis! Yumis! Biarkan aku keluar! 」
Aku meraih jeruji besi yang berkarat dan mati-matian menjerit ketakutan, tapi Yumis menolak untuk membantuku. Sebaliknya, dia hanya berdiri di sana dan tersenyum seperti biasanya.
「Hei Shuria, kau bilang kau ingin melihat spirit stone, kan?」
「Huh? 」
Yumis mengeluarkan sebuah item dari dalam kantongnya, yang dibungkus erat dengan kain penyegel. Dia membukanya untuk memperlihatkan sebuah permata berwarna hitam keunguan.
「I-Itu … melepaskan … energi magis yang sama seperti yang selalu ada di kamarku …」
「Oh, kau bisa tahu? mempunyai mata scarlet tentu sangat enak. 」
Senyumnya melebar, dan saat melakukan hal itu, senyuman itu menjadi jauh lebih dingin daripada yang biasa kulihat.
「Bukankah kau senang karena akhirnya bisa melihat roh? Yang ini sedikit berubah warna, tapi tetap saja ini adalah roh. 」
「『 Wow, kau mengerikan. Apa itu benar-benar menjadi hal pertama yang kau katakan setelah tidak berbicara denganku untuk waktu yang begitu lama? 』」
Sebuah suara keluar dari batu yang ada di tangan Yumis. Ada begitu banyak energi magis yang bahkan bisa dilihat dengan mata telanjang.
Energi magis, yang warnanya bahkan tidak bisa aku pahami, berputar-putar sebelum akhirnya mengambil sebuah bentuk.
「Itu … i … blis …」
Iblis itu memiliki mulut besar yang menganga, gigi yang tajam dan kuat. Tanduknya melengkung ke dalam seperti kambing, dan sayap yang tumbuh dari pinggangnya ditutupi dengan selaput hitam kemerahan. Kulitnya berwarna hitam dan abu-abu, dan memiliki tekstur kasar seperti batu. Makhluk itu adalah peri, tapi pada saat yang bersamaan juga bukan. Itu terlihat seperti apa yang secara efektif sangat bertentangan dengan sesuatu yang disebut malaikat. Nama spesiesnya tersebar luas, dan telah tercatat dalam banyak perpustakaan. Singkatnya, itu adalah Greed Demon.
「Ah… uh… ah….」
Aku tidak mengerti apa yang baru saja terjadi.
Aku gagal memahami skenario yang telah berkembang di depan mataku.
「Bukankah kau yang merasa kesal ketika aku mulai memanggilmu sebagai roh?」
「『 Kekeke, itu karena kami para iblis tidak bisa disamakan dengan roh biasamu. 』」
Suara makhluk itu terdengar tidak menyenangkan, hampir terdengar seperti berbicara dengan suara rendah dan bernada tinggi pada saat yang bersamaan.
「『 Jadi dia adalah korban terakhir? Oh, wow, dia bahkan punya sedikit darah elf yang bercampur dengan jiwanya. Mantap sekali, ini adalah hidangan tingkat pertama. 』」
「Hiii… Tidak…!」
Iblis itu menjilati bibirnya dengan lidahnya yang tertutup air liur berwarna ungu ketika bola-bola matanya yang berbentuk salib bergerak di sekitar lubang matanya.
「 Maafkan aku! Aku tidak tahu apa yang telah aku lakukan, tapi aku minta maaf! Tolong, jangan lakukan ini padaku! Tolong bantu aku! 」
「Oh, jangan khawatir. Kau belum melakukan apa pun yang cukup buruk untuk mengharuskanmu meminta maaf. 」
Yumis mengulurkan tangannya melalui jeruji besi dan membelai pipiku dengan sikap lembutnya yang biasanya.
「Tapi itu tidak bisa dihindari. Nasibmu telah diputuskan sejak awal. 」
「Huh…? 」
「Sejak awal, Hidup dan jiwamu keduanya adalah bagian dari harga yang harus kubayarkan untuk mengaktifkan kontrak sihir kita. Dan apa kau percaya itu? Iblis secara khusus menginginkan jiwa yang hidup dalam kebahagiaan sampai saat-saat terakhirnya. Permintaan yang egois, kan? 」
「『 Tidak tidak tidak, kau salah besar. Aku tidak egois, aku hanya seorang pencicip makanan. 』」
Yumis tersenyum seperti biasanya, tapi nyala lilin yang berkedip-kedip yang menyinari sekeliling kami membuatnya tampak sangat berubah.
「Kau iblis pasti suka mengatakan apa pun yang terlintas dalam pikiranmu. Bukankah kau yang memulainya dengan mengatakan “Jumlah adalah segalanya?” Sheesh, kau bahkan membuatku menghapus seluruh desanya. 」
「『 Itu hanya karena waktu telah berubah. Saat itu, aku benar-benar hanya ingin menyibukkan diri. Aku ingin makan sebanyak mungkin. Kau lihat, jiwa yang bahagia adalah sesuatu yang dimaksud sebagai kelezatan, tapi sesuatu yang murah, mudah berubah, dan menyedihkan itu cukup bagus dengan caranya tersendiri. Ini mirip seperti bagaimana kalian para manusia menyukai junk food. 』」
「Apa yang kalian katakan…?」
Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Aku tidak mengerti apa yang kulihat.
Aku tidak mengerti apa yang kudengar.
「Oh ayolah, tidakkah kau tahu bahwa iblis terkenal karena banyaknya permintaan dari mereka sebagai imbalan untuk mengabulkan sebuah permohonan? Iblis ini menginginkan 50 orang yang masih hidup, jadi aku memutuskan untuk menggunakan desamu. Populasinya sedikit terlalu besar, tapi aku tidak bisa mengabaikan mereka yang selamat, jadi aku membawa mereka ke sini. Ayolah, bisakah kau mendengar bagaimana mereka menyambutmu? hari ini mereka jauh lebih hidup dari biasanya. 」
「Apa!? Itu tidak mungkin … benar … 」
Aku menoleh ke arah beberapa undead dan mengamati mereka lebih dekat pada saat aku memahami maksud dari apa yang baru saja dikatakan kakak perempuanku.
Mereka tidak lagi tampak seperti manusia, atau sesuatu seperti makhluk yang terjadi secara alamiah dalam hal itu, tapi masih ada sedikit energi magis di dalamnya yang termasuk dalam golongan selain undead. Itu hanya nyaris menempel, tapi itu ada di sana. Dan ketika aku melihatnya, aku menyadari bahwa aku mengenalinya.
「Itu … itu mana milik kakek Jas, dan di sana milik Nenek Ymir! Itu berarti kau benar-benar melakukannya … 」
Duniaku mulai redup.
Air mata mulai mengacaukan mataku. Suara dengung yang aneh mulai mengisi telingaku. Semua yang aku dengar, aku mendengarnya dua kali. Rasanya seperti dunia mulai bergema secara keseluruhan.
「Wow, kau bisa tahu sebanyak itu? Mata Scarlet itu akan menjadi bahan yang bagus. Bagaimanapun juga, aku sudah selesai di sini, lakukan apapun yang kau suka, tapi pastikan bahwa kau tidak melupakan kontrak kita. Kau hanya dapat memiliki jiwanya, bukan tubuhnya. Aku ingin menggunakan mayatnya. 」
Duniaku semakin berubah.
Aku menjulurkan tanganku ke balik jeruji besi untuk mendapatkan perhatian kakak perempuanku, tapi aku gagal untuk menjangkaunya.
「Tunggu! Tunggu! Yumis! Yumissss !!! 」
Aku berteriak dan berteriak, tapi Yumis tetap tidak peduli. Dia tidak pernah melihat ke belakang setelah memutar tubuhnya dan berjalan menuju pintu keluar penjara bawah tanah.
Jejaknya perlahan menghilang; dia meninggalkanku sendirian bersama dengan iblis.
「『 Kakakaka! Kau masih meminta bantuannya meskipun kau tau apa yang sudah dilakukannya padamu? Ya ampun, wanita bernama Yumis itu punya selera yang bagus tentang bagaimana cara memperlakukan orang lain. Dia bahkan tidak akan menutup matanya jika aku memakan seseorang tepat di depan matanya. Ia terlahir sebagai seorang manusia benar-benar merupakan potensi yang terbuang sia-sia kekekeke. 』」
「Kau bohong! Yumis tidak akan pernah melakukan hal semacam itu …! Dan aku bahkan punya bukti! Ibu dan Shellmy mengirimiku banyak surat, dan mereka tidak pernah menyebutkan sesuatu yang buruk terjadi di desa! 」
「『Huh? Oh, ya, itu karena aku menyuruh mereka mengatakan hal itu.』」
「….Huh? 」
Apa yang … baru saja dia katakan?
「『 Kenapa kau tidak mencoba untuk melihat kedua undead itu jika kau tidak mempercayaiku? Matamu seharusnya bisa memberitahumu tentang siapa mereka sebenarnya. 』」
Itu tidak mungkin.
Mustahil Yumis akan melakukan sesuatu yang mengerikan. Tidak ada alasan baginya untuk melakukannya. Aku telah menjadi gadis yang baik …
「Ahh… Aahhhhh… Aaahhhhhhhhhh!」
「『 Ayo, bukankah kau selalu bersemangat tentang betapa inginnya kau melihat mereka? Baiklah? Bukankah kau merasa saaaangat bahagia? 』」
Bukankah kau selalu ingin melihat keluarga tercintamu lagi?
Semuanya hancur. Seluruh dunia tampak mulai runtuh ketika kata-kata iblis itu memasuki telingaku.
「Tidaaaaaaaaakkkk !!」
「『 Ukakakakaka! Bagus. Ini sempurna. Jiwamu terlihat sangat lezat dan dipenuhi dengan keputusasaan sehingga aku bahkan sudah bisa merasakannya !! 』」
Para Undead yang terlihat didepan mataku tidak diragukan lagi adalah anggota keluarga yang telah hidup bersamaku, ibu dan adik perempuanku yang selalu hidup bersamaku dan selalu kucintai.
「『 Kau tahu?, aku bahkan bisa menjadi cukup baik untuk membiarkanmu mendengar suara mereka untuk yang terakhir kalinya.』」
Si iblis melambaikan tangannya dan memindahkan beberapa mana miliknya kepada Shellmy dan Ibuku.
「Merah…」
「De … ngar ….」
Daerah di sekitar mulut mulai bergerak dengan canggung. Mereka menggigit giginya beberapa kali sebelum akhirnya mengucapkan kalimat yang kudengar beberapa hari yang lalu.
「Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini, Shuria?」
「Kau selalu mengatakan bahwa kau baik-baik saja, tapi aku tetap tidak bisa untuk tidak merasa khawatir.」
「Tolong …… hentikan …」
Tawa iblis yang jahat dan menjengkelkan itu membuat beberapa retakan di duniaku dan menghancurkannya.
「『 Kau tahu, alasan kenapa kau masih bisa mengenali mereka bahkan setelah semua yang mereka lalui pasti karena cinta, huh? Ya ampun, itu berharga. Kau tahu? Aku senang kita bertemu. 』」
「Kau berbohong … Kau pasti berbohong … Apa yang aku lakukan salah? Apa yang telah aku lakukan untuk menerima semua ini …? 」
「『 Hehe, aku sama sekali tidak berbohong. Kau sendiri tidak melakukan hal yang buruk, tapi saudara perempuanmu itu benar-benar melakukannya. Lihat saja apa yang telah dia lakukan pada keluargamu yang berharga. Aku yakin ini membuatnya terhibur. Hahahaha, dia bahkan lebih jahat daripada iblis yang paling nyata. 』」
Tubuhku terasa lemas ketika indera perasaku mulai meninggalkan tubuhku. Aku bahkan kehilangan kemampuan untuk merasakan air mataku saat mereka mengalir di pipiku.
「Aku…. mengerti …」
Aku selalu melihat dunia sebagai tempat yang hangat dan baik. Aku telah memikirkannya sebagai sebuah selimut lembut yang terbuat dari sutra.
Tapi sekarang, itu telah berubah. Seluruh dunia telah berbalik.
Semua ingatanku yang hangat telah berubah dari benang sutra menjadi sebuah jarum yang tajam. Mereka mulai menembus pikiranku dan membuatku kesakitan.
(Itu semua bohong. Sejak awal semuanya adalah kebohongan. Senyumnya, kebaikannya, dan waktu yang kami habiskan bersama-sama, semuanya hanyalah bagian dari kebohongan. Satu-satunya alasan dia memberiku buku, satu-satunya alasan dia membawaku keluar hari ini adalah supaya dia bisa terus berbohong kepadaku, sehingga dia dapat memperkuat gagasan bahwa dia adalah kakak perempuanku yang baik hati.)
「Haha … hahahaha. Konyol sekali. Semuanya hanyalah tipu muslihat.」
Aku benar-benar bodoh. Aku tidak hanya mempercayai wanita jalang yang membunuh semua orang di desaku, tapi juga memperlakukannya seperti anggota keluargaku yang tercinta. Aku membiarkan dia mengurungku di sebuah ruangan dan mencuri bakat sihirku meskipun dia mengubah ibu dan adik yang kucintai menjadi sepasang gumpalan yang aneh.
「『 Ada apa? Apa akhirnya kau terjatuh ke dalam keputusasaan? 』」
「Diam! Blaze, oh orb of flame, Fireball…! 」
Aku mencoba membuat sebuah serangan proyektil dan menembakannya ke arah iblis karena aku diliputi amarah, tapi energi sihir yang kutuangkan ke dalam serangan itu pada akhirnya menyebar ke seluruh ruang hampa tanpa mengambil sebuah bentuk.
「Aku … aku bahkan tidak bisa melepaskan serangan itu lagi …?」
Aku telah kehilangan setiap bagian terakhir dari bakat sihir yang pernah aku miliki. Aku bahkan tidak bisa melawan iblis yang akan memakan jiwaku.
「Fufufu… Hahahaha… Haahahahahh!」
Situasi yang kuhadapi sangat konyol sehingga membuatku tertawa. Tawa yang membosankan itu memenuhi daerah sekitarku ketika air mata terus mengalir dari mataku.
「『 Uhihihi, sepertinya jiwamu benar-benar akan menjadi sangat lezat.』」
Penglihatanku kabur, tapi aku masih bisa melihat iblis itu saat ia merentangkan sayapnya.
「Kenapa…?」
Kenapa ini harus terjadi?
Bagaimana semuanya bisa berubah menjadi seperti ini?
Aku selalu berpikir bahwa dunia adalah tempat yang indah. Tapi aku tidak lagi bisa mempercayainya. Bahkan ingatanku yang paling menggembirakan sudah lama menjadi duri lain di hatiku ..
「『Bagus. Aku sangat menyukai jiwa yang penuh dengan kepahitan.』」
「Sudah cukup … aku tidak ingin melihat atau mendengar apa-apa lagi.」
「『 Kelihatannya sangat enak sampai-sampai membuatku ingin memakannya sekarang juga. Sebenarnya, kau tahu apa itu? itu dia. Saatnya makan. 』」
Noda mulai mengalir dari dunia di sekelilingku, tapi iblis yang mencibirku itu, dan segalanya, tetap terlihat begitu jelas. Dia perlahan-lahan mengulurkan tangannya ke arahku. Aku tahu bahwa pada saat ketika tangan itu akhirnya sampai kepadaku, hidupku akan menghilang. Saat dia meraihku, akhirnya semua akan berakhir. Dan lalu, aku, Shuria, akan menunggunya. Aku hanya duduk di sana dan tidak melakukan apa pun saat napas terakhirku semakin dekat.
Tapi kemudian aku menyadari sesuatu.
「『 Oh? Kau masih berencana untuk menolak? 』」
「… Aku tidak boleh membiarkan diriku mati. Aku tidak akan membiarkan semua ini berakhir. 」
Meskipun aku ingin menyerah, aku akhirnya menggerakkan tubuhku untuk mundur dalam upaya untuk menghindari sentuhan iblis.
Karena aku menyadari bahwa aku tidak merasa puas.
「… Aku tidak akan memaafkannya. Aku tidak akan memaafkan wanita bodoh itu! Aku bersumpah aku akan membalaskan dendamku dan membuatnya membayar atas semua yang telah dia lakukan kepadaku!」
「『 Ohhhh, tidak buruk sama sekali. Orang-orang yang melawan sampai saat-saat terakhirnya menjadi terasa lebih lezat daripada yang tidak melawan sama sekali. 』」
Aku tidak ingin mati.
Aku tidak ingin membiarkan semuanya berakhir.
Tidak seperti ini.
Rasa haus untuk memberinya hukuman yang setimpal mengalir dalam diriku dan mengisi setiap serat dari keberadaanku.
Aku membencinya. Aku sangat ingin membunuhnya sampai-sampai aku tidak dapat menahan emosiku sendiri.
Aku memutuskan bahwa aku tidak akan menyerah, bahwa aku akan membalaskan dendamku tidak peduli apa pun yang terjadi.
Maka, aku bersumpah, bersumpah untuk membalas dendam.
「… Aku bersumpah akan membunuh semua orang yang terkait dengannya. Aku bersumpah akan membunuh semua orang yang pernah melakukan sesuatu untuk kepentingannya. 」
「『Astaga. Aku yakin dia akan merasa benar-benar terluka jika kau mengatakan itu padanya. Hehehehehe. 』」
Aku tidak merasakan apa pun kecuali kebencian terhadap iblis yang ada di depan mataku. Iblis itu telah bersekongkol dengannya dan membantunya dalam mewujudkan rencananya. Aku ingin merobeknya, membakarnya hidup-hidup, menggigit dagingnya, menenggelamkannya, dan mencekiknya dengan tangan kosong.
Aku ingin membuatnya menderita, untuk memaksanya menjadi sangkar keputusasaan yang tidak bisa terjangkau oleh cahaya. Dan aku ingin dia mati di sana.
Tidak.
Itu tidak benar.
Aku tidak ingin hanya membiarkannya mati saja.
Aku ingin melakukan sebuah penghormatan.
Aku ingin membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri.
Aku tahu bahwa melawan iblis itu tidak ada gunanya, tapi aku mulai melemparkan batu ke arah iblis itu. Ketika aku berlari keluar, aku malah terpaksa terjatuh.
Pikiranku dipenuhi dengan kebencian, kebencian, dan kebencian untuk semua orang dan segala sesuatu yang telah memaksakan nasib ini padaku.
Tapi itu tidak masalah.
Tidak peduli sebetapa frustrasinya aku. Tidak peduli seberapa banyak aku berjuang.
Tidak ada yang akan berubah.
「Ugh… arghh…. !!」
Iblis itu menarik rambutku saat ia menjilati bibirnya.
Aku mencoba untuk melepaskannya, tapi itu terlalu kuat. Aku tidak bisa lari.
「『 Jangan khawatir. Dia memberitahuku bahwa dia akan menggunakan tubuhmu, jadi aku tidak akan terlalu kasar padamu. Aku hanya akan menghisap jiwamu dan menghentikan jantungmu dengan racun iblisku. 』」
「Menjauh … dariku … Kau monster. Aku akan membunuhmu! 」
Aku dengan putus asa mencakar lengannya dalam upaya untuk membuatnya melepaskanku. Aku menggunakan sebanyak mungkin kekuatan yang kupunya. Aku bahkan tidak keberatan kukuku akan robek selama itu berarti dapat menyakitinya.
「『 Kuhahaha. Sudah lama sekali sejak aku mendapatkan jiwa kelas atas seperti yang kau miliki. Jangan khawatir, aku akan memastikan bahwa kau tidak akan merasa kesepian. Aku bahkan akan mencampur energi sihirmu pada apa yang tersisa di undead gagal yang ada di sana.』」
Iblis itu melepaskanku dan mengulurkan tangannya ke arah ibu dan adik perempuanku.
「Ugh !? Hentikan…!」
「『Demonic Absorption. 』」
Aku tidak mampu memahami apa yang sedang dia gumamkan, tapi hasilnya terbukti dengan sendirinya. Aku tidak membutuhkan penjelasan apa pun.
Dia membuat mereka meledak. Darah merah berceceran disekitar saat tubuh mereka hancur. Yang tersisa dari mereka hanyalah sedikit kabut hitam, suatu zat yang disedot dan diserap oleh iblis itu.
「Kau bajingan! Beraninya kau! Beraninya kau !? 」
「『 Baiklah baiklah baiklah, apa yang terjadi padamu? Bukankah seharusnya kau mencoba untuk menjauh sejauh mungkin dariku? Sekarang lihat dirimu. Kurasa itu pasti cukup mengejutkan untuk dilihat.』」
Iblis itu menyeringai.
「『 Jangan terlalu khawatir. Kau akan segera bergabung dengan mereka di dalam perutku. 』」
Air mata kemarahan dan frustrasi sekali lagi membuat pandanganku mulai kabur ketika aku berteriak padanya dan berulang kali mengulangi pertanyaan yang sama.
Kenapa, bagaimana bisa berakhir seperti ini?
Aku tidak melakukan kesalahan apa pun, jadi kenapa ini harus terjadi?
「Ini tidak boleh berakhir, tidak seperti ini …」
Wanita jalang itu akan terus menggunakanku bahkan setelah aku mati. Dia akan melakukan sesuatu padaku seperti apa yang telah dia lakukan kepada anggota keluargaku.
Dia akan mengubahku menjadi bahan penelitian dan menggunakan mataku untuk membuat semacam benda sihir. Dia akan menggunakanku untuk eksperimennya sebelum akhirnya mengubahku menjadi undead.
Aku merasa jauh lebih frustrasi dengan apa yang akan dia lakukan kepadaku setelah aku mati daripada kenyataan bahwa aku akan mati.
Di mana letak kesalahanku?
Dari semua tempat, kenapa aku harus berakhir di tempat seperti ini?
Kapan pertama kali dia memutuskan untuk mengkhianatiku?
「『 Bagaimanapun juga, sudah cukup. Sudah waktunya bagiku untuk memakanmu, dan kali ini adalah yang sebenarnya. 』」
Cara iblis itu tersenyum membuatku teringat dengan senyuman Yumis.
『Jadi kau Shuria? Senang bertemu denganmu. Aku Yumis, kakak perempuanmu. 』
Secara khusus, itu tampak persis seperti yang dia miliki ketika pertama kali kami bertemu. Kemiripan itu begitu mencolok sehingga suaranya bahkan mulai bergema di kepalaku.
(mungkin… itu… ketika semuanya dimulai …)
「Aku bersumpah … aku bersumpah … aku akan membunuhnya.」
「Sialan. Aku tidak percaya keadaanmu benar-benar mirip dengan yang kualami. Sialan, ini pasti merupakan sebuah lelucon, dan itu mengerikan. 」
「Huh…?」
Aku melihat sesuatu yang berkedip-kedip ketika jeruji penjara terpotong. Tiang logam terjatuh dan mulai berguling-guling. Lengan iblis, yang berada tepat di depan mataku, jatuh ke tanah saat lengan itu terputus dari tubuhnya.
Orang yang membuat perubahan tiba-tiba itu adalah seorang pengguna pedang berambut hitam dan bermata hitam.
Wajahnya adalah wajah yang terlihat familiar, tapi pada saat yang bersamaan juga tidak familiar. Tubuhnya, yang kukenal sebagai bentuk spiritual, telah menjadi suatu bentuk fisik.
「Kai … to …?」
「 Su. Sudah cukup lama ya. Aku di sini untuk bertemu denganmu lagi, seperti yang dijanjikan. 」
Dia menjawab pertanyaan yang tak dapat kuucapkan dengan nada biasa.
「『Siapa kau? Apa kau tidak tahu kalau itu tidak sopan untuk mengganggu kami, manusia? 』」
Kaito berbalik untuk menghadap kearah iblis itu ketika iblis itu mengajukan pertanyaannya.
「Aku ingin membuka pembicaraan ini dengan “Mungkin agak sombong bagiku untuk mengatakan ini,” atau sesuatu semacam itu, tapi hari ini aku benar-benar berada di sini untuk melakukan sedikit perekrutan, jadi aku akan menahan diri.」
Di tangannya ada satu pedang berwarna biru keperakan dengan dua bola berbulu berwarna oranye yang tergantung di bagian bawah penahannya.
「Aku adalah seseorang yang datang jauh-jauh hanya demi menyiksa si jalang yang telah memanggilmu itu sampai ia mati.」
Dia mengangkat pedangnya dan mengarahkannya ke arah iblis saat bibirnya mulai melengkung ke atas. Senyum hitam di wajahnya begitu dipenuhi dengan nafsu yang membara sehingga aku hampir ingin menyebutnya heroik.
「Aku tidak lain adalah orang bodoh yang mereka sebut dengan Nidome no Fukushuusha.」