Nidome no Yuusha Vol 2 Chapter 18




Chapter 18 - The Hero Vents

(Hmmm … Sebagian dari diriku ingin mengatakan bahwa aku hanya lupa tentang bagaimana penampilannya karena itu sudah cukup lama, tapi bagian lain dari diriku yakin bahwa matanya berwarna hijau ketika pertama kali aku bertemu dengannya.)

Tidak semua orang dengan mata merah memiliki skill Scarlet Eyes, tapi sebaliknya adalah hal yang benar. Scarlet Eyes adalah kemampuan bawaan, semua orang yang dilahirkan darinya akan mendapatkan skill itu. Dengan kata lain, mustahil bagi siapa pun yang memilikinya akan memiliki mata berwarna hijau.

Aku sangat mengingatnya dengan jelas tentang kejadian-kejadian yang telah terjadi di sini selama kehidupanku yang pertama. Kota ini adalah kota tempat aku bertarung melawan sekelompok musuh yang berjumlah lebih dari 10 atau 20 orang. Adik  Yumis telah meninggalkan kesan yang sangat dalam karena penampilannya yang seperti seorang peri, dan karenanya, aku merasa seperti aku benar-benar bisa mendapatkan pemikiran semacam itu, yaitu dulu, matanya hijau. Aku akan dapat mengonfirmasi kecurigaanku jika aku dapat menilainya saat pertama kali aku bertemu dengannya, karena aku dapat memeriksa catatanku tentang dirinya. Namun sayangnya, aku belum membuka kunci dari【Eight Eyed Bookblade of Transparency】 sampai aku melalui hampir dari setengah perjalananku, artinya sejak awal tidak ada data untuk dapat memeriksanya.

(Sepertinya dia tidak berencana untuk membuat keributan, setidaknya tidak sekarang.)

Insting pertamaku adalah untuk segera melarikan diri, tapi aku berhasil menahan diri setelah menyadari bahwa tidak ada kebutuhan nyata bagiku untuk melakukannya.

Aku malah mulai merenungkan fakta bahwa aku baru saja menemukan salah satu rahasia Yumis. Aku tiba pada kesimpulan bahwa aku akhirnya telah menemukan sisi Yumis yang belum pernah kulihat, setengah melalui intuisi, dan setengahnya melalui deduksi logis.

(Satu-satunya masalah adalah aku tidak begitu yakin apa yang selanjutnya harus aku lakukan…)

「Aku ingin mengatakan sesuatu seperti,” jangan khawatir, aku bukan orang yang mencurigakan, “ tapi aku ragu kalau kau akan benar-benar mempercayaiku.」

Aku mengubah bentuk tubuhku. Secara khusus, aku membuat semacam tubuh tiruan sehingga aku bisa berbicara. Tanpa mengatakan bahwa tubuhku yang sebenarnya masih terbaring di tempat tidur di penginapan, aku tidak pernah meneleportasi diriku sendiri atau apa pun itu. Bentuk yang baru saja kubuat adalah tubuh yang seluruhnya terdiri dari energi magis, jadi itu sedikit lebih baik daripada tubuh orang rata-rata.

Penampilanku tidak benar-benar berubah. Bahkan dia tidak akan melihatku berbeda dari sebelumnya bahkan dengan Mata Merahnya.

Alasanku untuk memanggilnya adalah karena aku merasa yakin bahwa dia tidak akan merasa seperti akan merinding jika aku berbicara kepadanya, dan bukan hanya untuk diam-diam berdiri di sekitar sebelum akhirnya pergi. Aku perlu mengulur cukup waktu bagiku untuk menyelidiki ruangan itu sehingga aku bisa menentukan apa tujuan dan alasan dia berada di sini.

「Kau … tampaknya bukanlah hantu. Apa itu berarti kau adalah roh? 」

「Hah? Eh, tunggu, tunggu, tenanglah. 」

Sepertinya entah bagaimana caranya , aku telah membuat gadis itu tergerak, saat dia berdiri dari kursinya dan segera mendekatiku. Ekspresinya tidak banyak berubah, tapi dia memancarkan aura yang sepertinya menandakan bahwa dia tertarik kepadaku.

「Hampir di sepanjang hidupku , aku tinggal di hutan, tapi ini adalah pertama kalinya aku melihat roh yang sesungguhnya.」

Aku bisa melihat bintang-bintang di matanya; raut wajahnya terlihat seperti seorang anak sekolah dasar ketika mereka menatap lurus pada seseorang yang mereka inginkan.

「Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepadamu! Di mana roh biasanya hidup? Apa kalian tinggal di hutan yang ada di luar kota? Apa yang kalian makan? 」

「Uhhh, kupikir kau mungkin salah memahami sesuatu. Aku bukanlah roh. 」

(Apa yang sedang terjadi? Aku tidak ingat kalau sifatnya seperti ini. Apa ingatanku benar-benar buruk?)

Shuria, setidaknya dalam ingatanku, adalah seorang gadis pendiam yang ekspresinya tidak akan benar-benar berubah terlepas dari bagaimana dia dipanggil. Jawabannya selalu singkat, dan, untuk sebagian besar, hanya terdiri dari ya dan tidak. Kami telah berbicara beberapa kali, tapi dia tidak pernah menjadi orang yang memulai interaksi duluan. Aku selalu berpikir bahwa dia mungkin adalah sebuah boneka.

Itulah mengapa aku menjadi sangat terkejut olehnya seperti saat ini. Yang mengatakan, dia masih mempunyai sedikit kemiripan dengan bagaimana dirinya di kehidupan pertamaku. Yakni, suaranya yang tenang, nada suaranya datar, dan emosinya tidak bisa dilihat dari ekspresinya. Saat ini, ia terlihat sedikit aneh daripada dia yang saat itu. Kesenjangan antara kurangnya emosi yang jelas terlihat dan pemikiran-pemikiran yang sepertinya telah ia coba untuk ekspresikan menyebabkan rasa ketidaksesuaian.

Aku tidak dapat mengingkari kemungkinan bahwa aku telah melompat jauh menuju ke kesimpulan, karena bisa saja dia hanya benar-benar menyukai roh.

「Oh, uhmm …. lalu … uh … 」

「Bagaimana kalau kau mencoba untuk menenangkan dirimu sebelum kau terus berbicara–」

「Hyah!」

Wanita muda yang terlalu bersemangat itu secara tidak sengaja meraih lenganku dan merobeknya.

Tubuhku tidak lebih kuat dari sesuatu yang terbuat dari styrofoam, dan kurangnya konsentrasiku telah membuatnya menjadi lebih lemah, sehingga hasilnya tidak mengejutkanku.

「PI… pa… pyu…」

「Hei uh, kau baik-baik saja?」

Aku bertanya pada gadis itu.

Aku sendiri baik-baik saja. Aku tidak merasakan rasa kesakitan yang nyata, dan memperbaiki lengan yang telah dipatahkan adalah sesuatu yang dapat kulakukan dengan mudah pada saat itu juga. Namun, dia tampaknya tidak melakukannya dengan baik. Jiwanya tampak hampir meninggalkan tubuhnya melalui mulutnya secara perlahan.

Aku memperbaiki lenganku dan melambaikannya di depannya untuk menunjukkan bahwa aku baik-baik saja, tapi dia tetap tidak membaik.

「Po …」

「Nah, itu tidak berhasil.」

Aku menghela napas sebelum merasa pasrah untuk tetap menunggu sampai gadis itu berhasil untuk memperbaiki pikirannya.

Butuh beberapa menit untuk akhirnya dia mendapatkan kesadarannya kembali.

Dia pergi ke tempat duduk begitu dia melakukannya. Kali ini, dia memilih untuk duduk di meja yang ada di tengah ruangan dan bukannya kembali ke kursi yang ada di dekat jendela. Aku telah melakukan hal yang sama; kami berdua lebih atau kurang telah duduk bersebrangan satu sama lain.

「Itu … memalukan. Aku minta maaf karena aku telah panik, sekarang aku merasa jauh lebih baik. Namaku Shuria. Apa lenganmu baik-baik saja? 」

「Ya aku baik-baik saja. Karena aku yakin bahwa kau dapat melihatnya, pada dasarnya tubuhku sepenuhnya terdiri dari energi magis. 」

「Wow … Roh memang luar biasa.」

「Sudah kukatakan, aku n-, ah kacau. Lupakan saja. 」

Sepertinya akan lebih mudah bagiku untuk mengajak Shuria berbicara jika aku membiarkan hal-hal sebagaimana adanya dan menganggapnya sebagai semacam roh. Untuk itu, aku memutuskan untuk mencoba meniru pola bicara milik salah satu pendeta yang telah kukenal sebelumnya sebelum aku dibawa ke dunia lain ini.

「Jadi umm … Kenapa kau ada di sini, Tuan Roh? Apa kau sedang menjalankan semacam tugas? 」

「Aku yakin kalau namamu…」

「Shuria, tolong panggil aku Shuria.」

「Baiklah … Shuria, secara kebetulan aku memiliki sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu. Apa kau memiliki mata yang akan memungkinkanmu untuk dapat membedakan bahwa sihir yang telah dilepaskan di atas ruangan ini adalah salah satu yang bertindak atas dirimu? 」

Aku telah memfokuskan sedikit energi sihirku untuk menilai lingkaran sihir di dalam ruangan ini selama waktu dimana Shuria melihat ke udara.

Hasil penilaian itu sangatlah menarik.

【Six Coloured Magic Circle of Time-Based Transition】

Lingkaran sihir ini akan memungkinkan targetnya untuk memberikan skill dan bakat mereka dalam sihir api, air, angin, bumi, cahaya, dan kegelapan ke target sekundernya melalui tindakan yang dilakukan di dalam batas-batas lingkaran sihir.

Jiwa target tersebut harus seakrab dengan jiwa target sekunder seperti jiwa dari seorang kerabat sedarah. Transfer tersebut akan mulai terjadi setelah mantra ini berjalan melewati titik 50%.

Target: Shuria

Target Sekunder: Yumis Erumia

《Current Progress》 96% (7 hari tambahan waktu diperlukan untuk membuatnya berhasil 100%)

Efek lingkaran sihir itu sangatlah buruk. Itu membutuhkan tingkat skill dan afinitas seseorang, jadi sebenarnya mustahil bagi orang yang telah diambil poin statusnya untuk mendapatkan kembali kekuatan mereka yang hilang.

Dengan kata lain, pada dasarnya untuk membuat targetnya menjadi tidak akan pernah bisa menggunakan sihir lagi.

Aku sekali lagi menggunakan penilaian, dan kali ini, memeriksa Shuria secara lebih rinci. Dia seharusnya memiliki kedekatan magis yang tinggi karena dia memiliki darah elf, tapi semua dari keenam elemental-nya pada dasarnya belum pasti.

Kemampuan mantra itu untuk dapat mencuri skill dan afinitas seseorang, berarti  hal itu juga seharusnya mampu beroperasi pada jiwa, yang berarti itu adalah sesuatu yang membutuhkan waktu, dan itu cukup lama. Jelas terlihat bahwa Shuria tidak meninggalkan kamarnya untuk waktu yang cukup lama.

「Lingkaran sihir ini dapat membantuku untuk memberikan bakat sihirku kepada adikku. Aku benar-benar terkejut saat mengetahui bahwa sesuatu seperti ini benar-benar ada! 」

(Yah, tidak apa-apa. Itu adalah sesuatu yang hanya bisa dimiliki oleh seorang iblis dan bukan sesuatu yang seharusnya diketahui oleh orang normal.)

Dia memiliki mata Scarlet berarti dia pasti bisa melihat kekuatan sihirnya mengalir dari tubuhnya secara perlahan.

Aku bisa melihatnya juga karena skill pasif yang diberikan oleh ghost blade milikku, dan sejujurnya, yang harus kukatakan adalah bahwa itu benar-benar tidak terlihat. Bukan sesuatu yang ingin kulihat.

「Jadi, kenapa kau ingin memberikan bakat sihirmu kepadanya?」

「Shelmy, adik perempuanku, terkena penyakit yang tidak dapat diobati tanpa obat mujarab yang mahal. Aku tidak dapat membelinya, jadi aku membuat kesepakatan dengan Yumis, kakak perempuanku, dan memberinya kekuatan sihirku sebagai ganti obatnya. 」

(Adik perempuannya? Mereka memiliki saudara perempuan yang lain?)

「Ohhh. Tunggu, kenapa kau harus membayar? Yumis dan Shelmy adalah saudara perempuan, bukan? Bukankah seharusnya Yumis hanya perlu membelikan obatnya secara cuma-cuma? 」

「Shelmy dan aku hanya saudara tiri Yumis. Kami telah menjalani hidup kami terpisah satu sama lain, jadi aku tidak bisa hanya meminta uang darinya hanya karena kami terikat hubungan keluarga. 」

「Apa kau menganggapnya sebagai pertukaran yang adil?」

「Ya. Aku sedikit kecewa bahwa aku akan kehilangan kemampuanku untuk dapat menggunakan sihir, tapi, Yumis berjanji untuk memberikan cukup uang kepada keluargaku untuk dapat menjalani sisa hari-hari mereka. Sejak awal, sihir tidak lebih dari sekedar alat untuk mendapatkan uang. 」

Shuria berhenti sesaat sebelum melanjutkan kata-katanya.

「Alasan lain yang membuatku merasa tidak keberatan menyerahkan kemampuan sihirku adalah karena Yumis mengatakan bahwa dia akan menggunakan bakat sihirku untuk memenuhi mimpinya. Aku senang karena aku bisa membantunya. 」

「Kurasa itu berarti kau benar-benar menyukai kakakmu, bukan?」

「Mhm! Aku mencintainya! Yumis adalah orang yang luar biasa. Dia bekerja sangat keras dan mampu menjalankan tugas sebagai pemilik wilayah meskipun dia hanya beberapa tahun lebih tua dariku… 」

Senyum yang sangat mungil muncul di wajah Shuria ketika dia mencoba untuk menggambarkan betapa dirinya sangat mencintai Yumis, perubahan nyata pertama dalam ekspresi yang dia tunjukkan sejak memulai percakapan.

Aku membalas senyumnya saat aku kehilangan akal sehatku. Perhitungan yang terlalu dingin yang telah kupikirkan akan berfungsi untuk menutup semua kata-katanya; semua yang dikatakannya masuk ke telinga satu dan keluar di telinga yang lain.

(Dia mencuri bakat sihir adiknya yang diwarisi dari leluhurnya hanya untuk kepentingan penelitiannya? Dan sebagai gantinya, ia menyembuhkan salah satu saudara perempuan mereka dan menyerahkan cukup uang kepada keluarga mereka …?)

Itu menjelaskan mengapa kedekatan akan sihir milik Yumis jauh lebih tinggi daripada manusia biasa.

Mengetahui sumber bakat Yumis tidak akan benar-benar dapat membantuku dalam hal apa pun saat melihat bagaimana kutukan yang dialami Shuria saat ini sudah hampir selesai. Terlebih lagi, tindakannya tidak terlalu patut diperhitungkan, karena dia sepertinya terlibat dalam pertukaran yang setara.

Atau setidaknya begitulah tampaknya sebelum kau benar-benar mulai memikirkannya. Banyak pertanyaan mulai mengalir di benakku begitu aku melihatnya sedikit lebih dalam.

Bagaimana sebenarnya Yumis mempelajari tentang lingkaran sihir ini, dan bagaimana dia mengaktifkannya? Mengapa Shuria yang ada di hadapanku ini begitu jelas berbeda dari Shuria yang kutemui selama kehidupanku yang pertama?

Mungkin saja aku memiliki kesan yang salah tentang Shuria, tapi aku tidak percaya bahwa itu masalahnya. Semua ini hanya terasa terlalu jauh untuk menjadi kenyataan. Shuria, dalam sosoknya saat ini, sepertinya tidak mampu untuk mengekspresikan dirinya, tapi dia dapat menunjukkan kemampuannya untuk merasakan emosi yang kuat dengan jelas. Shuria yang kuingat hampir seperti telah mati di dalamnya. Emosinya tidak terlihat sama sekali.

Aku tidak bisa apa-apa selain merasa terganggu oleh rasa ketidakpuasan yang aneh yang terus menyerangku. Ada yang salah, tapi aku tidak bisa meletakkan jariku di atasnya.

「『 Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini, Shuria? 』」

「Tunggu, apa itu …?」

Aku tiba-tiba mendengar sebuah suara tepat ketika aku menemukan diriku telah terjebak dalam semacam keputusan yang kritis.

(Hmmm … Sepertinya disana.)

Aku melihat ke sudut jendela untuk menemukan sumber suara itu, sebuah surat yang terletak di atas meja. Sepertinya, secara kebetulan aku memasuki ruangan tepat ketika Shuria telah melepaskan segelnya.

Lembaran biru air yang dicap dengan segel keluarga Erumia adalah alat yang akan memainkan suara yang dimuat ke atasnya kapan pun sesuatu menyentuh bagian atasnya.

「Ups. Sepertinya salah satu bunga  telah jatuh. 」

Salah satu daun bunga berwarna ungu dan kuning terlepas dari tangkainya, jatuh ke atas surat itu, dan membuatnya mulai memainkan suara yang terdapat didalamnya.

「『 Desa ini terlihat luar biasa lagi tahun ini. Bunga Mataharimu telah mekar, petak bunga tampak sangat hebat. Shelmy mulai merawat mereka setelah dia pulih, jadi hasilnya sangatlah baik. 』」

(Sesuatu tentang hal ini hanya membuatku merasa itu … salah.)

「Apa itu ibumu?」

Suara wanita yang kudengar berasal dari surat itu adalah salah satu suara yang benar-benar membuatku merasa aneh.

「Ya! Dan ini adikku, Shelmy. 」

「『 Hei, bagaimana kabarmu belakangan ini? Apa kau sakit? Apa kau tidur tanpa menutupi bagian perutmu? Aku telah merasa jauh lebih baik. Kau selalu mengatakan bahwa kau baik-baik saja, tapi aku tetap tidak bisa untuk tidak merasa khawatir. Kau benar-benar buruk dalam berbicara dengan orang lain, jadi aku tidak pernah bisa merasa yakin bahwa kau dapat benar-benar akrab dengan yang lain. Aku menghabiskan sedikit waktuku untuk merawat kebunmu. Kudengar kita akan dapat bertemu lagi secepatnya! Aku tidak sabar! 』」

「… Shelmy selalu mengejekku meskipun aku lebih tua darinya.」

「Ahaha, dia terdengar seperti orang yang cukup menarik.」

Aku tidak bisa menahan diriku untuk membayangkan adikku sendiri ketika aku melihat ekspresi malu yang sangat sedikit muncul di wajah Shuria. Tidak sepertiku, adik perempuanku selalu mengatakan omong kosong miliknya. Dia akan selalu menegurku dengan cara yang sama dengan apa yang dilakukan adiknya Shuria.

Beberapa emosi yang kuat melonjak dalam diriku, tetapi, terlepas dari semua itu, aku tidak bisa  menahan diri untuk merasa bahwa ada sesuatu yang salah….

Suara kedua terdengar lebih keras daripada yang pertama, tapi itu masih memberikan rasa ketidaksesuaian terhadapnya.

(…Itu dia! Suara-suara itu tampak … dipaksakan. Emosinya sangat kurang.)

Suara-suara itu tidaklah monoton, dan sepertinya tidak ada yang membacanya dari naskah, tapi mereka gagal untuk membawa intonasi yang cenderung terdengar seperti sebuah percakapan alami.

Suara mereka terlalu berpola, teratur, dan mekanis.

Mereka terdengar sama persis seperti Shuria yang kukenal di masa lalu.

Semuanya tepat dan telah jatuh kepada tempatnya untuk membentuk suatu hipotesis saat pikiran semacam itu melewati pikiranku.

(Ahaha … Apa itu yang sebenarnya terjadi di sini? Jika demikian, itu sangat masuk akal baginya untuk tidak dapat menyadarinya. Yumis bisa saja memberitahunya bahwa begitulah surat-surat itu akan terdengar.)

Shuria tidak akan merasa curiga bahkan jika dia berpikir ada sesuatu yang tidak pada tempatnya, selama Yumis, “Kakak perempuan yang baik,” memberitahunya bahwa tidak ada yang tidak normal.

(Hal yang berkaitan dengan kontrak kutukan itu … Ya, dia pasti menggunakan hal itu atau mereka berasal dari iblis yang telah melahap energi magis mereka … Biaya untuk itu, pasti …. Ya, semuanya masuk akal jika kau memasukkan apa yang Yumis lakukan di masa depan kedalam catatan tersebut.)

Imajinasiku telah menciptakan sebuah rencana yang sangat mengerikan yang bahkan hanya memikirkannya saja akan membuatku merasa benar-benar pusing.

(Ugh … Jangan omong kosong ini lagi …)

Dunia mulai berputar.

Situasinya terlalu mirip dengan situasi milikku. Aku tidak bisa apa-apa selain ingin merasa berempati. Emosi-emosi gelap yang selalu kucoba untuk kutahan mulai menyala di dalam diriku.

「Keberatan jika aku menanyakan sesuatu?」

「…?」

Dengan lembut, Aku memanggil Shuria beberapa saat setelah surat itu selesai memainkan suara yang terdapat didalamnya.

「Apa bunga yang telah jatuh, yang dikatakan di dalam surat itu memiliki  tipe yang sama dengan yang kau tanam di kebunmu?」

「Ya. Mereka adalah jenis tanaman yang mampu untuk tumbuh di hampir semua kondisi apa pun. Mereka tumbuh dengan sangat baik, tapi mereka tampaknya tidak dapat berkembang biak. 」

「Mereka terlihat sangat cantik.」

Aku berdiri dari meja ketika aku berbicara.

「Aku harus pergi. Bisakah kau merahasiakan segala sesuatu tentangku? Faktanya, aku tidak seharusnya berbicara denganmu. 」

「B-Benarkah? O-Okay! Aku tidak akan mengatakan apa-apa! 」

Shuria mengepalkan salah satu tangannya dan meremasnya saat dia berjanji padaku. Aku yakin dia tidak akan memberi tahu siapa pun tentang diriku, bahkan Yumis, karena raut wajahnya sangat mirip dengan saat ketika dia berlari ke arahku sebelumnya.

「Um, sebelum kau pergi,  bisakah kau memberitahuku tentang namamu, Tuan roh?」

「Tentu saja, kenapa tidak? Namaku Kaito. 」

「Kaito … Oke! Apa kau pikir kita akan bertemu lagi? 」

「Ya, aku yakin kalau kita akan bertemu lagi.」

Aku mengubah tubuhku kembali menjadi bentuk hantu dan menyebarkan efek yang ditimbulkan oleh 【Heart Flame Ghost Blade】 untuk kembali ke tubuhku.

「Haah … Dunia ini dipenuhi dengan sampah, bukan?」

Aku kembali ke tubuhku setelah mengalami sensasi mengambang yang aneh dan tidak terlalu berbeda dari jenis yang kurasakan ketika aku berteleportasi.

Saat ini aku adalah satu-satunya yang ada disini, Minaris masih belum pulang.

「Baiklah, kukira aku harus segera pergi.」

Aku merasa bahwa kemarahanku telah kembali menyala ketika aku merenungkan apa yang baru saja kutemukan. Aku merasa sudah saatnya bagiku untuk melampiaskan semua kemarahan yang telah bangkit. Rencana semula adalah agar aku menunggu Minaris dalam dua atau tiga hari sehingga kami bisa membuatnya mengalami pengalaman untuk melawan segerombolan musuh sementara juga mencari poin pengalaman, tapi, aku merasa seperti aku harus segera mengubahnya. Pertemuanku dengan Shuria telah datang kepadaku sebagai sebuah perputaran takdir.

Aku sudah berencana untuk menguji kartu truf. Aku perlu tahu seberapa efektif itu akan melawan Yumis dengan statistikku saat ini.

Selain itu, itu adalah sebuah fakta bahwa aku merasa tidak tahan dengan apa yang sedang terjadi.

Aku memutuskan untuk berhenti mencoba memberikan alasan pada diriku sendiri. Aku sepenuhnya sadar bahwa doronganku itu datang bukan dari akal, tapi dari emosi.

Aku hanya ingin mengamuk dan menghancurkan segalanya yang ada di sekitarku. Aku merasa seperti sebuah bola api telah lolos dari wadahnya dan tidak lagi memiliki tempat untuk dapat melampiaskannya.

「Gulp gulp gulp.」

Aku meminum ramuan untuk mengisi manaku yang habis saat berubah menjadi hantu sebelum meninggalkan penginapan dan menuju ke gerbang timur.

Aku memisahkan diri dari kerumunan orang dan menyusuri jalan setapak yang menuju ke hutan sendirian.

Secara logis, aku mengerti bahwa apa yang kulakukan adalah buang-buang waktu, dan seharusnya aku lebih berfokus untuk melakukan penyelidikan tambahan. Aku tahu bahwa aku seharusnya lebih memfokuskan diri untuk memverifikasi hipotesisku, tapi aku tidak bisa melakukannya.

Aku tidak ingin melihat wajah Yumis. Aku tidak merasa bahwa aku akan mampu untuk menahan diriku lebih lama jika aku melakukannya.

「Oh manis, di sana mereka, hal-hal yang sempurna untuk digunakan sebagai penghilang semua rasa setresku dan menguji kartu trufku.」

Ada lebih banyak monster di sini daripada saat ketika kami membunuh Barkas dan teman-temannya. Bibirku mulai berubah menjadi sebuah senyuman. Semakin banyak hal yang dapat kuhantam tanpa alasan, maka semakin baik.

Aku berjalan menuju ke hutan dengan gaya berjalan santai, hanya untuk diserang oleh sepasang goblin sebelum bahkan bisa mengambil sepuluh langkah. Aku menebas keduanya, tulang dan segalanya, saat aku memanggil 【Soulblade of Origin】 di tangan kanan dan 【Emerald Crystal Blade】 di tangan kiriku.

「「 Gugyarah !? 」」

「Maaf, aku tidak terlalu ingin melawanmu. Kau secara kebetulan berada di tempat yang salah dan pada waktu yang salah. 」

Aku menggunakan tali untuk memasang 【Emerald Crystal Blade】 dipinggulku dan menggunakan【Holy Blade of Vengeance】 di tangan kiriku seolah-olah untuk menggantikannya.

「Gugyoh !!」 「Bubrah!?」 「Kyupi!?」 「Gogyaaah!」 「Borouu」 「Gyann !?」

「Ini tidak akan berhasil. Aku tidak bisa merasa tenang. Pasti saat ini aku terlihat sangat menyedihkan, aku harus memastikan bahwa aku tidak pernah membiarkan Minaris, rekanku, melihatku seperti ini. 」

Aku melakukan pembunuhan berantai; Aku memusnahkan semua monster yang datang untuk mendekatiku, dan menghabisi mereka semua yang ada disekitar. Teriakan kematian memenuhi telingaku, tidak ada momen di mana aku tidak mendengar setidaknya satu monster berteriak kesakitan.

「Sekali lagi, aku benar-benar minta maaf.」

Hanya butuh beberapa menit untuk memusnahkan semua monster yang berada di bagian hutan yang lebih dangkal, jadi aku bergerak menuju tempat terbuka yang kebetulan memiliki segerombolan besar monster di dalamnya.

Tempat itu seluas ruang olahraga, dan ada begitu banyak monster yang muncul disana dan tempat itu hampir menyerupai semacam perkemahan.

Ada berbagai macam monster, yaitu red caps, green boars, hobgoblins, sword goblins, grey garms, orcs, dan trolls. Sekilas, bagiku itu tampak bahwa sebenarnya ada cukup banyak monster di sini untuk membuatku dapat bertarung dengan sepuas hatiku. Banyak dari keseratus monster itu yang anehnya sudah mulai menunjukkan rasa ketakutan atau permusuhan.

「Gulp gulp gulp.」

Aku menenggak seluruh ramuan MP dalam sekali teguk dan membuang wadahnya ke langit.

「Gugya!?」 「Gugyu !!」 「Gogyaa !!」

Aku tidak benar-benar berpikir tentang metodeku dan malah langsung melakukannya. Target pertamaku adalah suatu kelompok yang beranggotakan tiga goblin yang kebetulan hanya sedikit terpisah dari semua monster yang lainnya. Aku menusuk mereka semua dan mereka segera menumpahkan darah mereka saat aku menarik pedangku dari mayat mereka.

「Aku akan membuat kalian semua mati sehingga aku bisa melampiaskan stresku.」

Aku mengubah perlengkapanku, memusatkan pikiranku, melepaskan pembatas akan tubuhku, dan melangkah lebih jauh hanya dengan menggunakan seluruh kekuatanku.

「Kuhaaaaah! Ahahahahahahahaha !! 」

Kepala terbang dan jantung berhenti berdetak ketika pisauku terlibat dalam tindakan kejam yang tanpa ampun.

「Mati! Astaga, ini terasa luar biasa! Aku tidak bisa merasa cukup! 」

Darah yang naik ke kepalaku mengganggu kemampuanku untuk berpikir. Aku hampir merasa seperti aku telah meminum beberapa teguk minuman keras; pikiranku tenggelam dalam kegilaan. Instingku mendorongku untuk membunuh dan tidak memikirkan apa pun selain membunuh.

Aku senang bahwa ada sesuatu yang bisa kubunuh untuk bersenang-senang.

「Kuhaaaaah! Ahahahahahahahaha !! 」

Tawa yang tampaknya terdengar gila terus meninggalkan tenggorokanku terlepas dari kenyataan bahwa aku tidak bermaksud untuk melakukannya.

Aku terus bergerak dan menginjak-injak apa pun yang berada di jalanku.

Aku tidak peduli tentang mencoba untuk membunuh musuhku dengan cara yang paling efisien. Aku tidak mengejar poin vital atau mencari titik lemah. Aku hanya menggunakan kekuatan yang kuperoleh saat aku melepaskan pembatasku untuk menusukan senjataku kearah mereka pada saat aku melihat mereka.

Hanya butuh lima menit untuk menyelesaikan amukanku dan menumpuk mayat para monster ke dalam semacam bukit. Darah yang terkuras dari tubuh mereka meresap ke tanah dan berubah menjadi semacam lumpur berwarna merah. Satu-satunya hal yang masih hidup di tengah-tengah semua kekacauan itu adalah aku.

「Hah … Hah … Whew.」

Aku mendesah dalam-dalam setelah memastikan tidak ada lagi makhluk hidup di daerah sekitarku. Aku sudah selesai melampiaskan kepenatanku. Aku masih sedikit kesal, tapi api kebencian dalam diriku telah berkurang menjadi sebatas bara belaka. Satu-satunya hal yang masih kurasakan adalah perasaan hampa.

「Bagaimana mungkin aku bisa tidak pernah menyadari apapun sampai segalanya sudah terlambat bagiku untuk dapat melakukan sesuatu?」

Kata-kata itu mulai keluar dari mulutku, satu demi satu.

(Kau benar, Leticia. Dunia ini … benar-benar nyata. Ada bagian yang bagus untuk itu, tapi itu dipenuhi dengan segala macam sampah.)

Kukuku menggali telapak tanganku; Aku meremas tanganku begitu keras hingga aku mulai berdarah.

Aku merasa seperti sampah. Aku tahu bahwa aku akan memilih tindakan yang memiliki persentase paling tinggi untuk tujuan balas dendamku terlepas dari apa yang pada akhirnya akan terjadi pada Shuria. Aku hanya bersimpati padanya dan dengan egois melampiaskan kemarahanku karena aku tahu bahwa dia tidak akan bisa menghalangi balas dendamku.

「… Mengapa hal-hal tidak bisa terlepas begitu saja?」

Aku mengucapkan kata-kata keluhan yang telah berputar-putar di dalam pikiranku. Aku tahu, tapi aku tidak mau mengakui bahwa itu hanyalah sebuah dalih, sesuatu yang kukatakan karena aku telah berulah seperti seorang anak kecil.

… Kenapa aku harus dibawa kembali ke saat dimana aku dipanggil?

Sudah terlambat.

Saat itu , aku sudah kehilangan segalanya.

Kenapa waktu tidak bisa didorong lebih jauh ke belakang?

「Ahaha … Betapa menyedihkannya aku.」

Fakta bahwa aku telah diberi kesempatan untuk membalaskan dendamku, dengan sendirinya merupakan sebuah keajaiban.

Aku tahu bahwa dunia tidak berjalan sesuai dengan kepentinganku. Waktu akan terus berjalan terlepas dari apa yang aku rasakan. Aku telah diberi kesempatan kedua, tapi aturan yang tidak dapat dipecahkan itu masih terus berlaku. Aku bersumpah akan membalas dendamku, tapi itu tidak berarti aku benar-benar menginginkan kesempatan kedua.

Tapi sekali lagi, perasaanku benar-benar tidak relevan. Aku akhirnya kembali ke masa lalu karena itu adalah sesuatu yang dikatakan oleh sang Dewi pada saat kematianku.

Aku tahu bahwa aku tidak bisa mengatakan apa pun untuk itu, dan itu adalah sesuatu yang akan terjadi sekeras apapun aku menentangnya, tapi, aku masih ingin meratapi diriku dengan menyedihkan tentang betapa tidak beralasan keadaanku saat ini.

Itulah alasan sebenarnya mengapa aku tenggelam dalam kemarahan, alasan sebenarnya yang perlu aku lepaskan. Melihat Shuria dan memahami situasinya sama halnya dengan menerima pukulan keras. Itu memukulku tepat di titik yang paling lemah.

「Ya ampun, saat ini aku benar-benar payah. Aku harus memastikan bahwa tidak ada yang melihatku seperti ini. 」

Aku ingin mengambil kembali semua yang hilang dariku.

Kasih sayangku yang tersisa untuk masa lalu, untuk semua hal yang kupegang teguh sebelum pemanggilanku terjadi, membuat diriku hancur, aku hampir menangis – suatu pemandangan yang mana aku tidak ingin siapa pun untuk melihatnya.

Karena itu bukanlah sebagaimana seharusnya seorang pendendam.

「Aku akan membunuh mereka. Aku akan membunuh setiap orang terakhir dengan dingin, dan menginjak-injak emosi mereka untuk kesenanganku sendiri. 」

Aku mengasah pikiranku dan memusatkan pikiranku pada rasa haus darahku.

Aku sudah membuat pilihanku, yang perlu aku lakukan sekarang adalah mematuhinya.

Aku membersihkan hatiku dari sisa-sisa kelemahan dan memusatkan seluruh keberadaanku untuk menjalankan pembalasan dendamku. Aku membakar habis semua ketidakmurnian yang kumiliki di dalam diriku dan tidak meninggalkan apa pun selain api dendam yang kotor dan dingin.

Aku memperbarui sumpahku untuk membunuh setiap orang terakhir dari para bajingan yang telah mengkhianatiku.

Tidak ada gunanya membuang waktuku untuk menjadi sentimental ketika mangsa berada tepat di depan mataku.

… Aku akan menyiksanya dengan segala cara sebelum akhirnya membunuhnya saat ia berkubang di dalam rasa keputusasaan.

Aku harus fokus pada hal itu dan tidak ada hal yang lain yang perlu dipikirkan.

「Haah … Oke, sepertinya aku akhirnya berhasil menenangkan diri.」

Memuntahkan semua emosiku telah memungkinkanku untuk membenamkan seluruh pikiranku ke dalam rasa ketidakpuasan dan kemarahan.

「Ahaha … Aw sial. Ini … ini bukanlah bahan tertawaan, kan? 」

Aku baru saja menyadari bahwa tubuhku telah tertutup dalam darah monster dari kepala sampai ke kaki. Aku tidak menyadarinya ketika aku terus mengayunkan pedangku, tapi sekarang setelah itu, aku menyadari bahwa aku benar-benar merasa sangat tidak nyaman.

Aku masih memiliki sekitar 30% mana yang tersisa, aku merasa benar-benar mengalami mabuk mana karena seberapa tingginya tingkat konsumsiku. Aku biasanya membenci perasaan semacam itu, tapi hari ini, aku sedikit menyukainya. Rasanya seperti itu membuatku merasa hangat.

(untuk menghilangkannya , butuh waktu lebih lama daripada yang kuharapkan meskipun aku menggunakan kartu trufku. Kukira aku masih jauh, jauh dari aku yang dulu.)

Aku bertekad, setelah menghibur pikiranku, bahwa aku ingin segera membersihkan diriku, jadi aku mengeluarkan tong yang biasa kugunakan untuk menyimpan air yang dapat kuminum dalam keadaan darurat dan mengangkatnya di atas kepalaku sehingga aku bisa membersihkan diriku.

Dan seperti yang kulakukan, aku sedikit mengingat percakapanku dengan Shuria.

『Jadi um, Kaito … Apa kau pikir kita akan bertemu lagi?』

「Ya, aku yakin kita akan bertemu lagi.」

Aku memutuskan, di sana dan kemudian, bahwa, jika dia menginginkannya, aku akan menuntunnya menuju ke jalan yang sesat sama sepertiku, sama seperti iblis di dalam dongeng.

「Baiklah…」

Aku menggelengkan kepalaku dan meregangkan tubuhku setelah membasuh diriku lalu membiarkan bahuku kembali ke posisi seperti biasa.

「Ah, aku kelaparan, lelah, dan aku merasa sedikit lesu.」

Aku menggosok perutku ketika aku menyuarakan beberapa keluhan.

Saat itu sekitar jam 3 sore. Aku tahu bahwa aku sudah makan siang, tapi untuk beberapa alasan yang aneh, aku merasa kelaparan seperti layaknya aku belum pernah makan di sepanjang hari ini.

Metode yang kugunakan untuk memusnahkan semua musuhku tidak hanya memudahkanku untuk terjangkit  mabuk mana, tapi juga membuatku lapar.

Aku mengabaikan pemandangan yang dipenuhi dengan darah di sekitarku dan segera mengambil sepotong daging kering di dalam kantong bulatku dan segera mengunyahnya. Aku tahu bahwa aku tidak bisa meninggalkan semua mayat ini di sini, jadi aku menyuruh Slucky menelan mereka. Dia tidak dapat menyingkirkan bau darah yang memenuhi daerah itu, tapi itu bukanlah sesuatu yang dapat kulakukan.

Aku tidak benar-benar memiliki alasan untuk tetap disini, jadi aku meninggalkan daerah itu sehingga aku tidak lagi harus mencium bau darah saat aku terus mengunyah sepotong daging kering.