Nidome no Yuusha Vol 2 Chapter 13



Chapter 13 - Melalui Kaca Yang Terlihat Oleh Penonton (2)

「Kukira sebaiknya aku mulai mempersiapkan semuanya.」

Aku memutuskan untuk melanjutkan rencana setelah mengkonfirmasi bahwa Minaris telah meminta Barkas dan teman-temannya untuk mempersiapkan diri mengenai apa yang akan terjadi pada mereka.

Dua Pedang jiwa yang berbeda diperlukan untuk menyelesaikan apa yang ingin kulakukan. Yang pertama adalah 【Magical Beast’s Egg Blade】 dan yang kedua adalah 【Water Sprite’s Droplet Blade.】

Pengeluaran energi magis akan selalu bocor keluar dari pedang jiwaku selama proses pembuatan barang jika aku tidak cukup berhati-hati dalam membuatnya. Biasanya, itu akan menjadi sesuatu yang akan kucoba untuk hindari. Namun, ini bukanlah apa yang bisa disebut dengan situasi normal. Limpahan energi itu sangat sempurna untuk digunakan dalam menciptakan adegan yang akan menanamkan lebih banyak teror ke dalam hati Barkas dan teman-temannya. Jadi, aku memastikan untuk memperlihatkan kebocoran mana itu, aku sengaja membentuk bilah pisau yang jauh lebih berani dari yang biasanya dan menyebabkan partikel cahaya berwarna hitam menyebar ke daerah di sekitarku.

「Mainkan lagu yang dinyanyikan oleh para binatang buas,『 Hellspawn Flower 』」

Pedang hijau yang berbentuk seperti kuncup yang memanjang dari pegangan pedang itu mulai berubah saat aku mulai menyalurkan energi magisku kedalamnya secara perlahan. Garis-garis mulai muncul dari dalam bilah pedang itu, kegelapannya mulai menjadi campuran dari warna ungu dan hitam. Itu berdenyut dan bertumbuh, semakin berkembang, dipenuhi dengan kedengkian dan kenajisan. Perubahan itu sangatlah dramatis, dan membuat kelompok Barkas merasa dipenuhi kecemasan.

「A-Apa itu …」

「Apa ini? Oh, kau tahu, hanya sesuatu yang kecil. Kau akan segera tahu saat tiba waktunya. 」

Daripada mengabaikannya, aku membalas pertanyaannya seperti itu. Tidak akan ada rasa kesenangan di masa depannya, terutama mengingat betapa baiknya racun Minaris bekerja. Semua itu telah dilakukan sama persis seperti yang  telah direncanakan. Cairan yang kental dan beracun itu telah benar-benar menimpa efek racun kabut yang sebelumnya dan benar-benar melumpuhkan segala indera mereka kecuali wajah mereka. Mereka mampu berbicara dan menggerakkan mata mereka, tapi sebaliknya , mereka tidak dapat bergerak sedikit pun.

Ketiga anggota party itu tidak punya pilihan selain menatap 【Magical Beast’s Egg Blade】 saat pedang itu terus berubah bentuk. Wajah mereka tercermin didalam bilah pisau itu; mereka mulai dipenuhi rasa ketakutan dan kecemasan ketika aku memaksa mereka untuk melihat proses pembuatan pedang itu. Rambut mereka mulai berdiri tegak, ketiganya telah menyadari bahwa pedang itu pada akhirnya akan menyakiti mereka.

Aku sengaja memperlambat arus mana ku, jadi pedang itu telah mengambil waktu yang sangat lama untuk mencapai bentuk terakhirnya.

Tapi itu akhirnya mulai terjadi.

Tunas tersebut akhirnya mulai mekar.

『Jyaruuuuraa』

Hal ini mulai menghasilkan semacam jeritan anorganik bernada tinggi seperti yang terdengar barusan.

「「 「Urgh!」 」」

Kelompok Barkas segera meringis ketika mereka mendengarnya. Suara itu sangat mengerikan, kedengarannya hampir persis seperti sebuah gema saat seseorang menggoreskan kuku mereka di papan tulis. Itu terdengar agak keras di telinga, tapi hal itu bisa ditoleransi selama suara itu bukan sesuatu yang dapat membuatmu lengah.

「Nghhh, Aku benar-benar tidak suka suaranya.」

Aku tahu apa yang akan terjadi, jadi aku relatif tidak terpengaruh oleh suara itu, tapi pendengaran Minaris jauh lebih sensitif daripada pendengaranku, jadi itu membuatnya sedikit kesal.

「Aku sudah memberi tahumu bahwa aku akan baik-baik saja, Minaris. Kau tidak perlu menutup telingaku. 」

Aku menyuruhnya menutup telinganya sendiri untuk meminimalkan dampak yang dirasakannya terhadap suara yang sangat buruk itu, itu adalah keputusan yang dihasilkan dari fakta bahwa kami tidak dapat menemukan penutup telinga yang layak meskipun telah berkeliling di seluruh kota untuk mencari mereka. Itu adalah sesuatu yang telah kami berdua sepakati pada saat sebelumnya, tapi pada akhirnya dia mengabaikannya, karena saat ini dia sedang melekat di punggungku dan menutupi telingaku sebagai gantinya.

「Ehehehe. Ayolah, Goshujin-sama. Aku adalah budakmu, jadi kau harus memastikan untuk memerintahku pada saat-saat seperti ini jika kau ingin aku mau untuk mendengarkanmu. 」

「Ayolah, lepaskan aku, dan berhenti menekan dadamu padaku.」

「Apa yang kau katakan? Apa yang kau maksud dengan dada? 」

Minaris sedang berada dalam keadaan mabuk mana, jadi tindakannya seperti memiliki tingkat keseksian tertentu atau semacamnya.

「Ya, ya, hentikan itu.」

「Awwww ~ Bisakah kau memberikanku sedikit pujian? Lihatlah betapa banyak hal yang telah kulakukan. 」

「Baiklah, tapi tidak sekarang. Ayo, cepat minum obat ini. 」

Aku Menjauhkan tubuh Minaris dari tubuhku dan mendorong botol MP di mulutnya dengan gerakan yang terkesan biasa-biasa saja. Aku memastikan untuk tetap tenang sambil mengatakan pada diriku sendiri bahwa dia hanya bertindak seperti itu karena dia sedang berada di bawah pengaruh mabuk mana. Dia tampaknya sedikit lebih jauh dari biasanya, tapi kupikir itu bukan masalah, dan mungkin dia akan kembali normal setelah beberapa waktu berlalu.

「A-Apa … apa yang mereka lakukan?」

「A-aku tidak … mengerti…」

Terry dan Dot saling mengungkapkan pendapat mereka yang dipenuhi dengan rasa kebingungan dan ketakutan, campuran emosi itu hanya didorong oleh fakta bahwa mereka tidak memahami apa yang sedang kami lakukan atau hal-hal yang tampaknya sedang kami siapkan untuk mereka.

Di sisi lain Barkas tidak benar-benar keberatan oleh pedang jiwaku atau obrolan antara aku dan Minaris. Sebaliknya, dia benar-benar berfokus pada makhluk hidup yang kebetulan muncul tepat di bidang penglihatannya.

「Jadi, bagaimana perasaanmu, Slucky?」

「Kyupiii!」

Slucky, Slime yang muncul bersama dengan jeritan yang menusuk telinga, menanggapi pertanyaanku dengan teriakan yang begitu manis yang terasa tidak cocok dengannya. Tanda ketergantungan yang terukir di tubuhnya akan memungkinkanku untuk memahami bahwa makhluk itu sedang berusaha untuk menyampaikan padaku bahwa dia sedang berada dalam keadaan yang sempurna.

Di sisi lain【Magical Beast’s Egg Blade】 telah layu dan kembali ke keadaan yang biasanya seperti sebuah kuncup.

「Bu-bukankah itu hanya slime biasa?」

Barkas menanyaiku dengan penuh rasa kebingungan.

「Ini. Ini bukanlah jenis yang lainnya, atau subspesies yang lebih tinggi dari biasanya. Ini hanyalah slime yang biasa kau lihat. 」

Aku menanggapinya dengan mengungkapkan kebenaran. Slucky adalah sebuah gambara dari slime yang biasa kau lihat. Dia tidak memiliki mata ataupun  mulut; dia hanyalah sebuah gumpalan biru tembus cahaya yang terbuat dari zat seperti jeli. Satu-satunya perbedaan antara Slucky dan slime “rata-rata” adalah bahwa Slucky sedikit lebih kecil daripada slime yang biasanya. Dia hanya seukuran bola kecil. Dia tidak terlalu kecil, Slucky masih bisa dibilang berbentuk seperti rata-rata slime lainnya. Tentu saja, ada juga sebuah ‘tanda ketergantungan’ yang terukir padanya, tapi jujur saja itu sudah semuanya.

Slucky terus meneriakkan teriakan imutnya sambil bergoyang ke sana kemari di tempatnya berada. Melihat dia yang sedang bertindak seperti itu, membuatku sekali lagi mengajukan pertanyaan yang belum terjawab.

Bagaimana dia bisa membuat suara-suara semacam itu?

「Aku harus memintamu untuk melakukan sesuatu yang mungkin akan sedikit lebih sulit. Apa kau siap? 」

「Kyupii kyuupi!」

Aku dengan santai mengelus kepala Slucky setelah mendengarnya merespon pertanyaanku dengan sigap. Aku sebenarnya merasa agak bingung tentang dibagian mana aku mengelusnya, karena aku tidak tahu di mana tepatnya kepalanya itu berada. Yang kutahu pasti adalah bahwa aku telah mengelus bagian di suatu tempat yang berada di bagian atas tubuhnya. Bagaimanapun juga, perasaan yang kurasakan karena melakukan hal itu adalah perasaan yang mengingatkanku tentang bagaimana rasanya saat aku sedang menekankan tanganku pada sebuah adonan yang lembut dan kenyal.

Aku menghilangkan 【Magical Beast’s Egg Blade】 dan kemudian memanggil 【Water Sprite’s Droplet Blade.】 Tidak seperti yang pertama, pedang yang satu ini sama sekali tidak memiliki bilah pisau. Pedang itu terdiri dari tiga bagian, sebuah gagang, sebuah pelindung pedang kecil, dan sepotong kain ultramarine. Yang terakhir dari ketiga komponen itu menyelubungi yang lainnya.

「Itu semua untukmu, Slucky.」

「Kyuupiiii! Uuuu … kyu! 」

Slucky menjawab seolah sudah bersiap-siap lalu tampak seperti sedang membelah dirinya menjadi dua.

Aku mendekati salah satu dari dua bagian yang baru terbelah itu dan menekankan pedangku padanya. Bagian dari tubuh Slucky segera dikurangi menjadi sepersepuluh dari volumenya yang  sebelumnya saat bagian itu menempa dirinya menjadi sebuah pisau.

「A-Apa yang kau lakukan?」

「Kenapa kau bertanya?. Menurutmu, apa yang sedang dia lakukan? 」

Minaris yang sadar akan apa yang sedang terjadi mulai tertawa sambil menggoda Barkas dengan senyuman diwajahnya

「Kau akan segera mengetahuinya. Semuanya sudah siap sekarang, dan dengan jumlah mana yang kumiliki saat ini, akan sangat sulit bagiku untuk menjaga keadaan bilah pedang itu selama jangka waktu tertentu, jadi aku tidak akan membuat kalian menunggu lebih lama lagi.」

Aku berjalan menuju ke arah Barkas dan mengayunkan pedang yang baru saja terbentuk saat bibirku mulai menyeringai dengan lebar.

「T-tunggu … Tolong … tu-tunggu …」

「Jangan khawatir. Aku tidak akan melakukan hal yang sama membosankannya dengan membunuhmu. 」

Aku tersenyum sejenak ketika aku melihat Barkas, Rasa takut mulai menerpa dirinya dan kemudian hal itu juga menyerang kedua temannya dengan cara yang sama; Aku mengayunkan pedangku dan memenggal kepala mereka hingga terlepas dari tubuh mereka.

「Jangan khawatir. Aku tidak akan melakukan hal yang sama membosankannya dengan membunuhmu. 」

Wajah dari pria yang sedang kulihat ini adalah wajah dari seseorang yang sedang dipenuhi dalam semacam suka cita yang gila. Senyumannya tampak semakin melebar saat dia mengayunkan pedang yang telah berada di tepi garis penglihatanku dan memenggalku.

(Sial … Kenapa aku harus dihabisi oleh bocah ingusan seperti dia …?)

Aku tidak dapat merasakan sakit karena aku telah meminum ramuan yang dipaksakan oleh budaknya, tapi aku bisa menyadari bahwa kepalaku yang telah terpotong akhirnya mulai berguling ditanah setelah jatuh dari tubuhku.

Aku masih tetap sadar meskipun aku telah kehilangan akal sehatku. Aku bisa melihatnya, dan melihat Terry dan Dot berakhir dengan cara yang sama seperti apa yang kualami.

Aku mendengar bahwa para penjahat yang telah dipenggal kepalanya masih akan dapat untuk berkedip dan membuka mulut mereka untuk beberapa saat setelah kematian mereka. Setelah aku mengalaminya sendiri, aku jadi mengerti bahwa itu adalah suatu kebenaran. Tapi itu juga akan segera berakhir. Hanya itulah yang akan terjadi. Kesadaranku hanya akan bertahan selama beberapa detik saja. Aku akan segera dibawa kedalam kegelapan. Sambil memikirkan hal itu, aku mengalihkan pandanganku ke arah teman-temanku, orang-orang yang memunggungiku selama beberapa tahun terakhir, dan menyaksikan mereka yang bergerak menuju cahaya. Kurangnya rasa sakit yang kurasakan saat ini, membuat beberapa saat terakhir yang kualami ini hampir terasa tidak nyata, tapi aku hanya akan tetap duduk dan menunggu kematianku.

「A-Apa…. Apa yang sedang terjadi!? 」

Waktu telah berlalu. Satu, dua, tiga detik telah berlalu, tapi kesadaranku bahkan belum mulai memudar.

Aku mulai mempertanyakan apakah kepalaku benar-benar sudah dipenggal.

「Apa yang terjadi !? Bukankah aku sudah dipenggal? 」

「Apa yang terjadi? Bukankah seharusnya kepalaku sudang terpotong?」

Aku mendengar Dot dan Terry menyuarakan kebingungan mereka.

Aku mengalihkan pandanganku sejauh yang dapat kulakukan, dan memeriksa kepala mereka yang telah terputus, hanya untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang melekat pada bagian bawah leher mereka.

「Pftttt ahahaha! Salahku, ini kesalahanku. Kukira itu akan terasa sulit bagi kalian untuk melihat apa yang sedang terjadi saat ini, huh? 」

Bocah yang memenggal kepala kami sedang tertawa dengan keras, lalu ia mendekatiku. Aku merasakan sebuah sensasi akan sesuatu yang sedang menarik rambutku beberapa saat setelah kakinya berhenti tepat di depan mataku.

「A-Apa-apaan ini !? Apa yang sedang terjadi !? 」

Aku diangkat ke udara dan mulai mendapatkan pandangan yang lebih baik tentang apa yang sedang terjadi kepadaku. Lebih spesifiknya, aku telah diperlihatkan bagian dari tubuhku sendiri, tubuh itu berkedut, kejang-kejang, dan mengeluarkan banyak darah saat terbaring di atas tanah.

「Ja-jangan bercanda denganku! Apa yang terjadi !? Kenapa aku tidak mati !? Bukankah yang disana itu adalah tubuhku!? 」

「Ha ha ha. Luar biasa bukan? Kami menyuruh Slucky untuk melekatkan bagian dari dirinya ke masing-masing leher kalian tepat ketika kami memotongnya. Dia membuat darah kalian mengalir pada tekanan yang tepat, dan itu dipenuhi oleh oksigen sehingga kalian bisa tetap sadar dan tidak mati, bahkan tanpa bagian tubuh kalian yang lainnya. Itu juga berfungsi sebagai pengganti pita suara kalian, jadi kalian bisa mengucapkan semua hal yang kalian sukai. Racun milik Minaris telah membuat kalian menjadi lumpuh dan terbebas dari rasa sakit, jadi kalian juga tidak akan bisa mati karena shock. 」

「Haaah !? Apa yang kau katakan? Berhentilah mengatakan omong kosong yang  tidak kumengerti! 」

「Itu berarti bahwa kalian akan tetap sadar bahkan hanya sebagai sebuah kepala. Sini, kau akan segera mengerti jika kau melihatnya dengan jelas. 」

Bocah itu mengangkat bahunya lalu menempatkanku di atas sebuah batu. Dia meraih Terry dan Dot lalu memegangnya tepat di depanku. Keduanya terlihat sedang bengong . Tidak butuh waktu yang lama untuk menyadari bahwa aku mungkin terlihat sama dengan mereka. Aku bisa melihat sesuatu yang terlihat seperti Slime sedang tertempel bagian bawah kepala mereka yang telah terputus. Cairan berwarna merah gelap, darah mereka, sedang bergerak di sekitarnya dan berdenyut seperti sebuah pompa.

Saat mengetahui bahwa hal yang sama telah terjadi padaku, itu membuatku hampir jatuh pingsan. Seolah-olah aku telah diubah menjadi sesuatu yang ganjil.

「Jadi, sekarang kau telah memahami apa yang terjadi padamu? Bukankah ini hebat? Tidak banyak orang yang mati sambil dapat mengalami sesuatu yang semenarik ini, kau tahu? 」

Bocah monster itu terus tersenyum ketika menempatkan Terry dan Dot di sampingku sambil bersiap-siap untuk bermain-main dengan hidup kami.

「Slucky.」

「Kyupii!」

Slime itu berteriak sebagai jawaban, seolah-olah untuk menegaskan kata-kata dari pria itu sebelum merangkak ke arah kami secara perlahan.

「O-Oi… Apa yang kau rencanakan?」

Emosi negatif yang membengkak dari dalam diriku membuatku mengulangi pertanyaan yang telah kutanyakan sebelumnya.

Aku tidak mendapatkan jawaban darinya. Orang yang menahanku ini malah menghadap ke arah slime itu dan berbicara dengan nada lembut sambil membelai kepalanya, dia melakukannya sambil tersenyum.

「Jangan ragu untuk memakannya.」

「Kyupii !!」

「… HENTIKAAANNN ITUUUU !!!!!!!!」

Slime segera bergerak dan mulai menyandarkan tubuhnya di atas kami sebagai tanggapan terhadap kata-kata dari bocah itu. Caranya bergerak itu, hampir membuatnya tampak seolah-olah seperti slime itu sudah menunggu isyarat darinya.

「Apaaa !? Hentikan ituuu! Tubuh kita! Tubuh kita!! 」

Tubuh kami mulai membuat suara berderak saat slime itu menekan tubuh-tubuh itu ke dalam dirinya.

「To-Tolong hentikan itu !! Itu tubuh kami! Hentikan itu sekarang! Jangan bermain-main dengan tubuh-tubuh itu! Memangnya kau pikir kami ini apa !? Hentikan! Hentikan sekarang juga! 」

Terry mulai berteriak dengan keras saat dia melihat slime itu mulai memakan tubuhnya.

「A-apa-apaan ini !? Tidak! Aku tahu, itu adalah sebuah mimpi! Ya, itu pasti mimpi! Gyahahahahaha! Aku mengerti! Semua ini hanyalah sebuah mimpi! 」

Kata-kata Dot dipenuhi dengan keyakinan. Ini hanyalah mimpi, mimpi buruk yang mengerikan.

「Heh heh heh. Nah, bagaimana menurut kalian? Bukankah melihat slime yang sedang memakan tubuh kalian saat kalian masih tersadar itu terasa seperti sebuah khayalan? 」

Deskripsi dari Gadis kelinci tentang kejadian itu sangatlah tepat. Slime itu tembus pandang, sehingga kami bisa melihat ke dalam tubuhnya; kami bisa melihat dengan tepat tentang apa yang sedang terjadi di dalamnya, dan sesekali kami bahkan bisa mendengar suara-suara melalui gumpalan yang berlendir itu. Kami dapat mendengar suara retakan yang keras ketika Slime itu menghancurkan lengan Dot dan kaki Terry yang telah terbelah menjadi dua. Kemudian Slime  mengoyak baju kulitku, membelah perutku menjadi dua bagian, dan membuat organ dalamku terlihat. Aku mulai mendengarkan sesuatu yang penting di dalam pikiranku setiap kali bagian dari tubuh kami kehilangan bentuk aslinya.

「Ini tidak mungkin terjadi. Ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin terjadi. Ini tidak mungkin terjadi. Ini tidak mungkin terjadi. Ini tidak mungkin terjadi. Ini tidak mungkin terjadi. 」

「Arghhh! Ini semua adalah kesalahan kami! Aku minta maaf, kami minta maaf! Tolong, hentikan ini! 」

Dot merupakan orang yang pertama kali menggila, dengan Terry segera menyusulnya. Yang satu diam-diam mulai menggumamkan ”Ini tidak mungkin terjadi” secara berulang-ulang sementara yang satunya mulai memohon agar mereka segera menghentikannya. Di sisi lain, aku mulai terengah-engah. Kenyataan bahwa aku sedang melihat tubuhku yang mulai hancur dan ditelan tepat di depan mata kepalaku sendiri, membuatku merasa seperti aku sudah menjadi gila.

Aku tahu bahwa aku akan segera mati. Itu aku sudah mengerti. Tapi caraku akan mati itu bukanlah sesuatu yang dapat kuterima. Aku tidak ingin semua ini berakhir, tidak seperti ini.

「Hmmm … Kalian membosankan. Kalian semua sudah menyerah meski sama sekali tidak merasakan rasa sakit. 」

「Kami bahkan memiliki para goblin yang dapat menghibur kami lebih baik daripada yang kalian berikan.」

「Benar bukan? 」

Kami tidak lagi bisa membedakan bagian tubuh milik siapa yang ada di dalam slime itu.

Aku tidak bisa mengerti tentang apa yang sedang terjadi lagi. Pikiranku tidak mampu untuk mengikutinya.

Kenapa? Kenapa …? Kenapa!?

Aku tidak dapat memahami alasan mengapa kedua orang yang ada di depan kami tersenyum kembali. Kenapa mereka tersenyum dan saling mengobrol dengan ceria meskipun menyadari fakta bahwa hal itu telah terjadi padaku?

「Kyupuu!」

Slime yang melahap kami meludahkan sebuah gumpalan logam, itu adalah peralatan kami, Slime itu kembali setelah selesai menelan dan mencerna tubuh kami.

「Apa yang telah kami lakukan hingga kami mendapatkan ganjaran seperti ini !?」

「Hah? Apa yang kau maksud dengan itu? 」

Kata-kata bocah itu dipenuhi dengan kemarahan yang meluap-luap. Baginya, jawabannya terasa sangat jelas, tapi aku tidak dapat memikirkan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya yang akan menimbulkan kemarahannya.

「Bukankah kau ingin mencoba untuk menusukku dari belakang? Bukankah kau ingin memperkosa Minaris tepat di depan mata kepalaku sendiri? Bukankah kau berencana untuk membunuhku? 」

「Y-Ya, tapi semua itu tidak dapat memberikan alasan yang cukup untuk melakukan sesuatu yang semengerikan ini!」

「Apa maksudmu dengan ” memberikan alasan “, makhluk rendahan? Bukankah kalian berpikir bahwa kalian bisa melakukan apapun yang kau inginkan hanya karena kau lebih kuat dari orang lain? Bukankah kalian berpikir bahwa tidak akan ada yang peduli selama kalian tidak ketahuan? Bukankah semua ini sejalan dengan pemikiran kalian? Kami melakukan apa yang kami suka karena kami lebih kuat dari kalian, dan karena tidak ada yang tahu tentang apa yang sedang terjadi. Bukankah kami benar-benar dapat dibenarkan berdasarkan logika kalian sendiri?」

「…」

「Jangan bersikap sok bijak  pada kami. Jangan mengeluh tentang apa yang telah kami lakukan kepada kalian. Kalian layak mendapatkan semua ini. Sebagai sampah, kalian harus mati seperti sampah. 」

Kata-kata mereka berdua membuatku teringat akan sesuatu yang telah dikhotbahkan kepadaku oleh seorang pendeta lokal ketika aku masih kecil.

Kukira inilah yang dia maksud dengan Karma. Seseorang melakukan sesuatu kepada kita, sama seperti apa yang telah kita lakukan kepada orang lain. Aku mengerti itu.

Tapi aku masih tidak bisa menerimanya.

「Tidak…! Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak !!! 」

Aku tidak ingin mati. Aku tidak. Ingin mati. Aku. Tidak. Ingin. Mati.

Tidak seperti ini.

Aku sudah lama membuang pertimbangan tentang kematian yang aku alami. Itu adalah sesuatu yang kubuang saat aku menjadi seorang petualang. Tapi aku tidak bisa menerima ini.

Aku tidak ingin ini berakhir seperti ini.

Tidak seperti ini.

「Sepertinya, sudah waktunya bagi kita untuk mengucapkan salam perpisahan. Minaris, Slucky, masing-masing dari kita akan mendapatkan satu. Oke? 」

「Tentu saja, Goshujin-sama.」

Gadis kelinci mengambil sesuatu kedalam benda yang terlihat seperti sebuah tas dan menarik keluar sebuah palu karatan ketika dia mengatakan hal itu.

「Iniii seemuaaa haanyalaahhh mimpiiiiiii!! Selamat tinggal bygrophph!」

Suara akan sesuatu yang terbawa oleh angin mulai melewati telingaku saat dia menghantamkan palu itu ke suatu tempat yang berada tepat di sebelahku. Darah milik Dot yang masih hangat terpental di udara dan memercikkan darahnya ke wajahku saat aku merasakan sebuah getaran dari suatu benda yang bergoyang-goyang diatas kepalaku.

「Baiklah, giliranmu Slucky.」

「Kyupii!」

Slime itu mengeluarkan sepasang tentakel saat menanggapi instruksi dari bocah itu.

「Ini tidak mungkin terjadi! Tidak mungkin! Ini sangat tidak nyata! Itu mustasdugkjhasdgjkh! 」

Slime itu menarik kepala Terry ke dalam tubuhnya dan menghancurkan tulang tengkorak serta dagingnya menjadi sebuah benjolan kecil. Salah satu bola matanya terbang keluar dari tubuh slime setelah semua yang tersisa dilahap olehnya, seolah-olah itu adalah sesuatu yang tertumpah secara tidak sengaja saat ia sedang makan. Tapi bahkan bagian itu juga tidak berhasil kabur darinya, karena salah satu tentakel dari slime itu mencapai, meraihnya, dan menariknya kembali ke dalam sebuah penggiling daging yang merupakan tubuhnya sendiri.

「Tidak! Tidak seperti ini! Kenapa … Kenapa harus seperti ini !? 」

「Pemikiran semacam itu cukup membuatku beberapa kali terhibur. Aku menyadari bahwa aku sendiri telah berulang kali meneriakkan pertanyaan semacam itu. Kau lihat, kau mungkin tidak mengetahui tentang alasan mengapa semua ini terjadi, tapi aku mengetahuinya. Dan aku cukup yakin bahwa aku sudah menjelaskannya, bukan? 」

()


Hal terakhir yang kulihat tepat sebelum kepalaku terbelah menjadi dua adalah senyuman pahit bocah itu, yang di dalamnya tersirat sebuah ejekan yang bahkan ditujukan untuk dirinya sendiri.